Tentunya karena kita berniat untuk ibadah, dengan nilai pahala yang berlipat 100ribu kali, maka sangat disayangkan kalau jemaah lebih memilih untuk berada di maktab daripada pergi ke Masjid Al Haram dengan alasan nggak tau bagaimana untuk menuju ke sana.
Meski sudah bergabung dengan KBIH, pengenalan terhadap moda transportasi di Makkah juga perlu diketahui jemaah sebab nggak selamanya kita akan berombongan untuk menuju Masjid Al Haram. Atau paling tidak ketika akan menuju Masjid kita tidak bergantung pada ketua rombongan maupun orang lain.
Alhamdulillah, pemerintah Indonesia memfasilitasi bis jemaah untuk jemaah yang berada di wilayah Ring 2 dan Ring 3. Bahkan kalao jemaah dari DKI mendapatkan bus khusus yang siap antar jemput jemaah dari dan ke Masjid Al Haram. Bahkan jemaah haji DKI juga dapat jatah makan gratis juga lho ... Bang Yos baik yha ...
Biasanya ketua rombongan atau ketua kloter akan menginformasikan bagaimana dan dimana harus berkumpul untuk memanfaatkan bis gratis, tapi jika informasi ini tidak didapatkan, bisa bertanya pada jemaah kloter lain yang tinggal satu maktab. Berangkat bersama merupakan solusi jitu untuk mengetahui bagaimana ke Masjid Al Haram dan kalo bisa pulang pergi juga bersama. Nggak lucu lho kita bisa sampe ke Masjid Al Haram tapi nggak bisa balik ke maktab ...
Tapi nggak selamanya kita bisa menggunakan Bis Gratis, menjelang puncak haji, penggunaan bis gratis akan dihentikan karena armada bis akan dipersiapkan untuk pelaksanaan puncak haji. Atau karena keterbatasan jumlah armada, terkadang bis selalu penuh sesak. Atau kadang si supir malah nggak mau berangkat karena belum 'jam'nya padahal waktu sudah mendekati waktu adzan.
Bis Jemaah ada 2 macam, ada bis khusus dari pemerintah negara masing-masing dan bis yang disediakan oleh KSA. Menjelang puncak musim haji, untuk mencegah penumpukan penumpang di areal masjidil haram, maka semua bis khusus jemaah yang dari pemerintah negara masing-masing tidak diperkenankan langsung menuju areal masjid al haram. Tapi harus berhenti di Mahbas Jin (untuk jemaah dari Aziziyah dan sekitarnya) baru dari Mahbas Jin jemaah diantar dengan Bis yang disediakan oleh KSA. Gratis juga kok ... tapi harus siap tempur dengan jemaah dari seluruh dunia.
Untuk jemaah yang sudah lanjut, tidak disarankan menggunakan bus gratis apalagi disekitar waktu puncah haji dimana jemaah sedang banyak-banyaknya. Sebaiknya pilih moda transportasi lain.
Tapi setelah volume jemaah haji di masjid al haram berangsur surut, bis khusus yang disediakan KSA akan berhenti beroperasi dan bis khusus dari pemerintah negara masing-masing jemaah diperkenankan untuk mengantar sampe ke areal masjid al haram.
Nah, untuk yang ini, bisa menggunakan 'taxi'. Sebenarnya bukan taxi, yang ada omprengan mobil minibus yang dijalankan oleh seorang driver dan seorang kenek. Mirip metromini atau kopaja tapi bukan pake bus tapi pake minibus kayak travello, atau minibus-minibus lain yang ada di Indonesia.
Tetapkan akad terlebih dahulu, kalo bersepuluh dari sekitar Aziziyah Janubiah atau Aziziyah Syamaliyah biasanya sekitar 2 SAR per orang, tapi harga semakin naik menjelang puncak haji dimana bus-bus gratis sudah mulai tidak beroperasi. Sebaiknya harus berombongan karena bisa semakin murah serta semakin merasa 'aman'. Maklum, kadang kita suka was-was berada di negeri orang.
Pakai saja bahasa isyarat, atau kalau mahir berbahasa arab bisa diterapkan. Bahasa Inggris tidak disarankan, sebab sepertinya tidak banyak penduduk makkah yang paham bahasa Inggris. Dan jangan langsung masuk mobil sebelum sepakat dengan kenek atau supir.
Kalau menuju masjid kita nggak perlu peta atau alamat maktab, karena supir-supir sudah paham, tapi kalau mau menggunakan omprengan untuk kembali ke Maktab, maka harus membawa kartu maktab yang berisi alamat maktab. Biasanya dikasi oleh muttawif begitu tiba di maktab. Tinggal tunjukkan alamat, tawar menawar maka insyaAlloh tiba di Maktab dengan sukses.
Sebenarnya juga ada taksi yang ber-argo mirip di Indonesia, tapi biasanya tarifnya mahal, sebaiknya pake yang omprengan saja. Mobil omprengan di Makkah kondisinya lumayan kok ...
Oia, untuk wanita, sebaiknya jangan pergi sendiri yha ... harus ada laki-laki yang menemani. Untuk tawar menawar sebaiknya juga laki-laki yang melakukan. Dan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, cara masuk ke mobil dahulukan laki-laki namun ketika keluar dahulukan perempuan.
Semoga bermanfaat ;)