Thursday 15 July 2010

Mengenal Moda Transportasi di Makkah

Tidak seperti Haji Plus atau jemaah haji dari luar Indonesia yang bisa mendapatkan penginapan dekat dengan Masjidil Haram, bagi jemaah haji Indonesia yang mayoritas berada di Ring 2 dan Ring 3 pengetahuan tentang bagaimana untuk menuju Masjidil Haram adalah satu hal yang wajib untuk diketahui jemaah.

Tentunya karena kita berniat untuk ibadah, dengan nilai pahala yang berlipat 100ribu kali, maka sangat disayangkan kalau jemaah lebih memilih untuk berada di maktab daripada pergi ke Masjid Al Haram dengan alasan nggak tau bagaimana untuk menuju ke sana.

Meski sudah bergabung dengan KBIH, pengenalan terhadap moda transportasi di Makkah juga perlu diketahui jemaah sebab nggak selamanya kita akan berombongan untuk menuju Masjid Al Haram. Atau paling tidak ketika akan menuju Masjid kita tidak bergantung pada ketua rombongan maupun orang lain.

Alhamdulillah, pemerintah Indonesia memfasilitasi bis jemaah untuk jemaah yang berada di wilayah Ring 2 dan Ring 3. Bahkan kalao jemaah dari DKI mendapatkan bus khusus yang siap antar jemput jemaah dari dan ke Masjid Al Haram. Bahkan jemaah haji DKI juga dapat jatah makan gratis juga lho ... Bang Yos baik yha ...

Biasanya ketua rombongan atau ketua kloter akan menginformasikan bagaimana dan dimana harus berkumpul untuk memanfaatkan bis gratis, tapi jika informasi ini tidak didapatkan, bisa bertanya pada jemaah kloter lain yang tinggal satu maktab. Berangkat bersama merupakan solusi jitu untuk mengetahui bagaimana ke Masjid Al Haram dan kalo bisa pulang pergi juga bersama. Nggak lucu lho kita bisa sampe ke Masjid Al Haram tapi nggak bisa balik ke maktab ...

Tapi nggak selamanya kita bisa menggunakan Bis Gratis, menjelang puncak haji, penggunaan bis gratis akan dihentikan karena armada bis akan dipersiapkan untuk pelaksanaan puncak haji. Atau karena keterbatasan jumlah armada, terkadang bis selalu penuh sesak. Atau kadang si supir malah nggak mau berangkat karena belum 'jam'nya padahal waktu sudah mendekati waktu adzan.
Bis Khusus Jemaah dari Pemerintah Indonesia, bisnya bagus lho ...

Bis Jemaah ada 2 macam, ada bis khusus dari pemerintah negara masing-masing dan bis yang disediakan oleh KSA. Menjelang puncak musim haji, untuk mencegah penumpukan penumpang di areal masjidil haram, maka semua bis khusus jemaah yang dari pemerintah negara masing-masing tidak diperkenankan langsung menuju areal masjid al haram. Tapi harus berhenti di Mahbas Jin (untuk jemaah dari Aziziyah dan sekitarnya) baru dari Mahbas Jin jemaah diantar dengan Bis yang disediakan oleh KSA. Gratis juga kok ... tapi harus siap tempur dengan jemaah dari seluruh dunia.

Untuk jemaah yang sudah lanjut, tidak disarankan menggunakan bus gratis apalagi disekitar waktu puncah haji dimana jemaah sedang banyak-banyaknya. Sebaiknya pilih moda transportasi lain.

Bis khusus jemaah dari KSA

Tapi setelah volume jemaah haji di masjid al haram berangsur surut, bis khusus yang disediakan KSA akan berhenti beroperasi dan bis khusus dari pemerintah negara masing-masing jemaah diperkenankan untuk mengantar sampe ke areal masjid al haram.

Suasana bus gratis dari KSA setelah lewat musim padat jamaah

Nah, untuk yang ini, bisa menggunakan 'taxi'. Sebenarnya bukan taxi, yang ada omprengan mobil minibus yang dijalankan oleh seorang driver dan seorang kenek. Mirip metromini atau kopaja tapi bukan pake bus tapi pake minibus kayak travello, atau minibus-minibus lain yang ada di Indonesia.

Tetapkan akad terlebih dahulu, kalo bersepuluh dari sekitar Aziziyah Janubiah atau Aziziyah Syamaliyah biasanya sekitar 2 SAR per orang, tapi harga semakin naik menjelang puncak haji dimana bus-bus gratis sudah mulai tidak beroperasi. Sebaiknya harus berombongan karena bisa semakin murah serta semakin merasa 'aman'. Maklum, kadang kita suka was-was berada di negeri orang.

Pakai saja bahasa isyarat, atau kalau mahir berbahasa arab bisa diterapkan. Bahasa Inggris tidak disarankan, sebab sepertinya tidak banyak penduduk makkah yang paham bahasa Inggris. Dan jangan langsung masuk mobil sebelum sepakat dengan kenek atau supir.

Kalau menuju masjid kita nggak perlu peta atau alamat maktab, karena supir-supir sudah paham, tapi kalau mau menggunakan omprengan untuk kembali ke Maktab, maka harus membawa kartu maktab yang berisi alamat maktab. Biasanya dikasi oleh muttawif begitu tiba di maktab. Tinggal tunjukkan alamat, tawar menawar maka insyaAlloh tiba di Maktab dengan sukses.

Sebenarnya juga ada taksi yang ber-argo mirip di Indonesia, tapi biasanya tarifnya mahal, sebaiknya pake yang omprengan saja. Mobil omprengan di Makkah kondisinya lumayan kok ...

Oia, untuk wanita, sebaiknya jangan pergi sendiri yha ... harus ada laki-laki yang menemani. Untuk tawar menawar sebaiknya juga laki-laki yang melakukan. Dan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, cara masuk ke mobil dahulukan laki-laki namun ketika keluar dahulukan perempuan.

Semoga bermanfaat ;)

Wednesday 14 July 2010

Waspada Premanisme Haji

QS : 2.197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

Salah satu bekal taqwa adalah pemahaman keilmuan yang cukup untuk dapat menjalankan ibadah secara pribadi. Meski sudah ada pembimbing, kita harus siap untuk melaksanakan ibadah secara mandiri.

Mengapa ilmu begitu penting, sebab jemaah haji, terutama yang haji mandiri biasanya akan menemui beberapa kejadian 'premanisme' yang dapat menyesatkan dan parahnya bisa merusak haji.

Saat tiba di pemondokan, beberapa hari kemudian akan didatangi oleh Mukimin (WNI yang tinggal di Makkah) datangnya biasanya ke ketua rombongan atau ketua regu. Biasanya mereka akan menawarkan paket wisata plus pembayaran hadyu kepada jemaah.

Pengalaman kami, kami ditawari paket seharga 400 SAR. Paket tersebut terdiri dari paket city tour makkah, madinah, dan jeddah dan hadyu. Untuk hadyu besarannya 300 SAR. Disinilah ilmu diperlukan supaya tidak mudah terbujuk dan terpengaruh oleh harga hadyu yang murah.

Coba kita telaah lebih mendalam. Jika menggunakan jalur resmi (misal : Bank Al Rajhi) maka besaran hadyu adalah sebesar 380-450 SAR ada apa dibalik itu semua ? Apa iya untuk city tour 3 kota plus hadyu hanya seharga 400 SAR ?

Ternyata hadyu yang dibayarkan memang lebih murah daripada hadyu dari lembaga resmi mengapa ? karena hadyu dibeli dan disembelih sebelum waktunya. Apa buktinya ? saat citytour Makkah, jemaah akan dibawa ke tempat penyembelihan hewan dengan maksud untuk menyaksikan hewan hadyunya disembelih. Dan ini pastinya bukan hari tasyrik karena saat tasyrik semua jemaah haji sedang berada di Mina dan nggak akan ada waktu buat city tour ke tempat penyembelihan.

Bagaimana hukum hadyu yang disembelih sebelum hari tasyrik ? tulisan saya yang ini mungkin sedikit membantu.

Jika melalui lembaga resmi memang akan lebih mahal sebab sesuai hukum ekonomi, semakin banyak permintaan maka harga semakin naik. Semakin mendekati tasyrik semakin mahal harga hewan hadyu yang ditawarkan.

Saya himbau kepada jemaah calon haji, untuk dapat mengkaji terlebih dahulu seputar hal ini. Apa artinya kita irit kalo malah merusak ibadah kita ?



Seputar Hadyu

Bagi jemaah haji Indonesia, haji yang dilaksanakan adalah haji tamattuk, dimana melaksanakan umrah terlebih dahulu lalu melepas ihrom, dan kemudian berhaji. Secara syariat, haji dengan cara ini diwajibkan untuk membayar hadyu.

Mengapa Tamattuk ? karena jemaah haji Indonesia tidak membawa qurban dari tanah air dan untuk jemaah haji yang tidak membawa qurban Rasul SAW memerintahkan untuk bertahallul selepas umrah.

Hadyu adalah sembelihan yang dilakukan oleh jemaah haji yang mengambil haji qiran atau tamattuk. Saya lebih nyaman menggunakan kata hadyu dan bukan "dam" dikarenakan dam merupakan kafarat yang harus dibayarkan karena melakukan pelanggaran ihrom atau haji. Dan bagi seseorang yang telah membayar hadyu, maka gugurlah kesunnahan untuk melakukan qurban. Singkatnya, kalo sedang berhaji dan mengambil haji tamattuk atau qiran maka ber-hadyu. Tapi jika tidak, maka ber-qurban.

Hadyu ini wajib hukumnya, sesuai dengan dalil dibawah :

Maka barang siapa bertamattu' dari Umroh ke Haji, maka (ia membayar) hadyu yang mudah. Maka apabila ia tidak mendapatkannya, maka berpuasa tiga hari pada waktu haji dan tujuh hari sesudah pulang, denikian itu lengkap sepuluh hari. (Al Baqaroh 197)

Hadyu ini harus disembelih pada hari tasyik dan disembelih di makkah atau mina, makanya tidak sah hadyunya jika tidak memenuhi persyaratan diatas. Ingat, hukum ibadah harus dilaksanakan sesuai ketentuan.

Sesuai info manasik yang telah didapat, hadyu dapat dibayarkan melalui Bank Al Rajhi atau kepada pihak yang dipercaya untuk melaksanakan penyembelihan hadyu ini. Saran saya, sebaiknya menggunakan Bank Al Rajhi saja karena terjamin pelaksanaannya dan lebih mudah prosedurnya.

Di sekitar Masjidil Haram ada salah satu cabang Bank Al Rajhi, tepatnya di depan pintu nomor 85 lokasinya di gedung Grand Hilton Lt. Dasar. Kelihatan kok dari pelataran masjidil haram sisi Hilton.

Saya memang tidak ikut ketua regu saat membayarkan hadyu ke Bank Al Rajhi tapi berdasarkan pengalaman beliau, tidak sulit untuk melakukan penyetoran, petugas bank kebanyakan bisa berbahasa Inggris. Apes-apesnya masih bisa bahasa isyarat kok ...

Yang perlu diperhatikan disini adalah : Jangan sekali-kali membayarkan hadyu kepada mukimin yang ada di makkah. Atau di rumah pemotongan hewan. Meskipun dengan harga yang lebih murah. Mengapa ? Hadyu harus disembelih pada hari tasyrik. Kebanyakan hadyu yang dibeli di rumah potong hewan dipotong hari itu juga. Ini sama kejadiannya dengan sholat magrib saat adzan belum berkumandang.

Disinilah pentingnya jemaah paham Fiqh Haji dan tidak hanya mengandalkan dari satu sumber, apalagi didasarkan pada ikut-ikutan. Ingat, mukimin yang meski tinggal di Makkah tidak semua paham fiqh haji, jadi terkadang mereka turut andil menyesatkan jemaah.