Friday 19 February 2010

Jeddah-Makkah

Setelah beres semua urusan imigrasi, maka resmilah status jemaah sebagai imigran di tanah suci. Tamu tanah suci yang dilayani oleh pelayan dua tanah suci. Sebelum memasuki bis, jemaah dikelompokkan berdasarkan rombongan. Berbaris seperti kontingen pramuka yang hendak persami. Sebelumnya koper juga sudah dibariskan sesuai rombongan. Ingat yha, sesuai romobongan. Jangan terpengaruh oleh stiker yang tertempel di tas gantung yang berisi nomor kursi pesawat dan nomor bus. Nomor bus bukanlah nomor regu. Koordinasikan dengan KaRu/KaRom supaya tidak terpisah dari rombongan.
Sebelum masuk bus, paspor harus diserahkan kepada sopir bis untuk kemudian nanti diserahkan kepada pihak muasasah. Masuk bis dengan tertib, dan duduklah ditempat yang masih kosong. Ada pembagian makan. Makan pertama dengan menu Indonesia rasa arab. Jika ada kemampuan dan kesempatan, membantu ketua rombongan membagi jatah makan dan minum adalah ladang amal yang dapat dimanfaatkan.

Sebelum bis jalan, ada petugas yang akan mengecek AC dan jumlah penumpang. Sudah bukan rahasia lagi bahwa supir-supir di Arab selalu minta tips untuk perjalanan ini. Biasanya dengan mematikan AC atau ugal-ugalan di jalan. Jadi si petugas tadi (orang arab) memastikan AC sudah menyala dan dingin serta mengingatkan jemaah untuk tidak memberikan tips kepada supir. Di atas dashboard juga sudah ada tulisan "No Tips Allowed". Dan demi menjaga kenyaman perjalanan, 1 real per jemaah harus dikumpulkan kepada ketua rombongan untuk kemudian menjadi uang tips buat si supir tadi. Alhamdulillah, si supir bisa senyum-senyum sepanjang perjalanan dan Jeddah-Makkah jadi perjalanan yang nyaman dan aman.

Pintu Gerbang Kota Makkah

Ada beberapa pos pemeriksaan, namun yang diperiksa si supirnya, jemaah tinggal duduk duduk saja. Di pos tertentu dibagikan air zam-zam dan box berisi makanan kecil.

Enjoy your trip ... keep always on passion and talbiyah word ...

Thursday 11 February 2010

King Abdul Aziz International Airport

Ruang Tunggu sebelum pemeriksaan

Tiba di Bandara KAA Jeddah sekitar jam 11an. Lama perjalanan secara real 9 jam 45 menit tapi secara waktu cuma 5 jam 45 menit. Begitu pesawat landing, ada masalah dengan telinga saya, padahal beberapa kali penerbangan Jakarta-Surabaya tidak pernah mengalami dengung di telinga karena perbedaan tekanan udara. Beberapa cara untuk menghilangkan dengung tadi dicoba tapi nggak berhasil, mulai dari menelan ludah, menguap, berusaha sendawa, sampai merilekskan otot leher. Alhasil telinga saya masih terasa aneh mulai dari turun dari pesawat, pemeriksaan imigrasi, sampai di Bis menuju Mekkah-pun telinga masih berasa nggak bener.

Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, belalai gajah di apron juga udah nempel di pintu pesawat tapi lha kok yang di lantai 2 belom disuru turun. Pramugari bilang gatenya masih penuh, jadi belum boleh turun. Jemaah sudah pada posisi berdiri bersiap keluar pesawat harus kembali duduk. Cuma pilot yang waktu itu memaksa turun karena ada jadwal penerbangan selanjutnya. Mesin pesawat dimatikan, AC kabin juga nggak berhembus. Jadi bisa dibayangkan udara kabin yang sedikit hangat. Untungnya cuma berbalut dua lembar kain tak berjahit, jadi buat jemaah laki-laki nggak ada masalah .... he he he ....

Akhirnya setelah beberapa saat menunggu keluar juga dari pesawat. Masuk ruang tunggu untuk pemeriksaan imigrasi. Jemaah ditempatkan di ruang tunggu yang cukup nyaman. Beruntung cuaca Jeddah waktu itu sangat bersahabat, tidak berbeda dengan cuaca di Indonesia. Jadi tidak ada gejolak dari tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perbedaan iklim. Disaat inilah beberapa jemaah yang belakangan saya ketahui berasal dari Bali mengambil Miqot. Mandi ihrom di toilet bandara dan berniat umroh.

Tips : Mengambil Miqot dibandara KAA Jeddah adalah hal yang sangat tidak direkomendasikan. Pertama, pengambilan miqot di Jeddah merupakan hal yang masih diperdebatkan sedangkan mengambil miqot di atas pesawat semua ulama sepakat bahwa pelaksanaannya sah. Sebaiknya kita meninggalkan hal yang meragukan dan mengambil yang telah disepakati. Kedua, alasan repot untuk mengambil miqot di atas pesawat saya rasa bukan alasan syar'i yang meringankan pelaksanaan suatu ibadah. Karena pada dasarnya hal tersebut masih sangat mungkin untuk dilaksanakan, terbukti banyak jemaah dapat melakukannya tanpa bersusah payah. Ketiga, karena mandi ihrom dan mengambil miqot di bandara KAA Jeddah juga merupakan hal yang merepotkan mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan toilet yang ada di bandara.

Setelah menunggu beberapa waktu, jemaah menuju gate pemeriksaan imigrasi. Jemaah diminta untuk mempersiapkan paspor dan dokumen haji yang diperlukan.
Pemeriksaan Passport

Tips : letakkan dokumen haji di tas gantung dan tempatkan di bagian yang mudah diambil dan dimasukkan kembali.


Setelah pemeriksaan paspor, jemaah menuju tempat pengambilan bagasi. Prosedurnya sama seperti penerbangan komersial. Tas berderet di sabuk berjalan dan sudah ada papan petunjuk tas kita akan keluar di sabuk nomor berapa. Saat kedatangan kami di KAA, merupkan puncak arus kedatangan jemaah haji seluruh dunia. Jadi kami berbaur dengan jemaah haji dari berbagai negara, dan mereka semua nampaknya mengambil miqot di atas pesawat lho ...

Seperti juga di bandara-bandara lainnya pada musim padat penumpang, trolley untuk membawa koper-koper kita terkadang jumlahnya tidak memadai. Kita akan sering berebut dengan jemaah lain untuk dapat mendapatkan trolley. Ingat, kondisi ihrom harus dapat menjaga hati dan perilaku. Sabar dan tangkas itulah kuncinya ...

Tips :

  • Begitu kita mendapatkan trolley, pastikan bahwa kita memang orang pertama yang memegang trolley tersebut. Jika memang kita yang pertama kali memegangnya berarti trolley tersebut hak kita. Bawa dan ucapkan "sorry, it's mine" kepada yang berminat dengan trolley kita.
  • Untuk mempermudah pencarian koper, tandai koper dengan sesuatu yang sangat mencolok tapi berbeda dengan jemaah yang lain. Misalnya : dengan memberikan nomor di koper, memasang tanda di koper dan pastikan bahwa tidak akan ada jemaah lain yang menggunakan tanda serupa.

Setelah mengambil koper, trus masuk ke gate pemeriksaan barang bawaan. Buat jemaah yang membawa barang bawaan mencurigakan akan diminta untuk membongkar koper. Biasanya jemaah yang membawa obat-obatan dalam jumlah besar pasti akan diminta untuk bongkar koper. Saya tidak menyarankan untuk membawa banyak obat-obatan kecuali direkomendasikan oleh dokter. Jika kondisi bada sehat, sebaiknya tidak perlu membawa banyak cadangan obat, bawa seperlunya saja. Toh ada tenaga medis yang siap dengan dukungan obat-obatan dan layanan medis.

Keluar dari gate pemeriksaan barang, ada pemeriksaan visa. Jemaah harus antree, tapi bisa diwakilkan. Bagi-bagi tugas saja, siapa yang musti antree pemeriksaan visa, dan siapa yang keluar cari tempat buat istirahat dan bawa barang (trolley) dan mencari info bis yang akan mengantar ke Makkah.

Setelah selesai pemeriksaan visa, jemaah diminta menuju ruang tunggu khusus jemaah haji. Untuk jemaah haji Indonesia ditempatkan di ruangan khusus jemaah Indonesia. Akan banyak petugas haji berbahasa Indonesia yang akan membantu jemaah. Waktu tersebut dapat digunakan untuk sholat dan beristirahat, makanan yang diberi oleh penerbangan dapat dinikmati disini.

Ruang tunggu pemberangkatan menuju Makkah

Tips : Lagi-lagi saya ingatkan untuk menempatkan dokumen haji (paspor hijau dan coklat) di tempat yang mudah untuk mengambil dan menyimpannya kembali. Sepanjang perjalanan dari embarkasi hingga nanti menjelang penyerahan passpor ke muasasah kita akan banyak membutuhkan dokumen tadi. Banyak lembaran-lembaran paspor yang harus dirobek dan diserahkan kepada petugas.

Wednesday 10 February 2010

Penerbangan Pemberangkatan

Mari bersiap untuk terbang ...

Setelah semua jemaah mendapatkan living cost dan sedikit pengarahan keselamatan penerbangan, jemaah turun ke lantai dasar (pembagian living cost dilakukan di hall besar di lantai 2). Di lantai dasar dilakukan pemeriksaan barang bawaan. Semua barang bawaan yang dilarang selama penerbangan dilarang untuk dibawa. Seperti biasa, tanpa bermaksud merendahkan orang lain, hal ini terjadi memang murni karena ketidaktahuan dan kurangnya penyuluhan masalah penerbangan, jadi banyak jemaah yang membawa barang bawaan terlarang. Misalnya, cairan dalam botol (madu, kecap, saus, bahkan sambal) atau juga ada yang membawa cobek, pisau, dan peralatan dapur yang memang seharusnya tidak boleh dibawa dalam tas tenteng.

Tips :
  • Jika dirasa perlu membawa bahan makanan dalam bentuk cair (misal kecap, saus, sambal), maupun madu sebaiknya beli ukuran botol kecil (biasanya botol plastik) atau ukuran shachet. Dan tempatkan di koper. Lebih disarankan menggunakan ukuran shachet karena selain hemat tempat juga bisa diselip-selipkan diantara barang bawaan yang lain.
  • Tidak perlu membawa minyak goreng apalagi minyak bakar ataupun kompor. Jika ingin masak sendiri sebaiknya bawa kompor listrik yang dikemas dalam lipatan baju secara rapi dan tempatkan di kopor.
  • Lebih baik banyak membawa makanan kering siap makan daripada membawa banyak bahan makanan yang masih perlu masak untuk menikmatinya.
Pukul 04.00 WIB
Setelah pemeriksaan barang bawaan, maka jemaah langsung dibawa ke bandara juanda untuk penerbangan. Di bandara langsung dibawa di bawah pesawat dan tidak ada acara apa-apa lagi selain antree masuk pesawat.

Masuk pesawat dan cari tempat duduk. Ada pramugari/ra tapi tidak banyak membantu karena kendala bahasa. Karena kami terbang menggunakan Saudia Airlines, maka kru pesawat sebagian besar tidak berkewarganegaraan Indonesia. Namun, ada personil yang fasih berbahasa Indonesia, biasanya team leader pramugari/ra-nya. Jemaah yang lebih 'paham' tentang prosedur penerbangan mulai cari tempat duduk, menaruh barang bawaan, hingga memasang sabuk pengaman sebaiknya saling membantu. Ingat, ini ladang amal yang baik ...

Pukul 05.10 WIB
Pesawat take off meninggalkan bumi Indonesia, menuju tanah arab, Jeddah. Jam-nya sesuai dengan jadwal, dan diperkirakan perjalanan akan ditempuh dalam waktu 9 jam dan 45 menit. Dan tak lupa kapten pilot saat pesawat mulai meninggalkan appron menuju landasan juga memimpin doa perjalanan sesuai tuntunan Rasulullah. Konon setiap pilot saudia yang akan membawa jemaah haji harus hafal Qur'an 30 Juz.

Kebetulan jatah tempat duduk dapat di lantai 2, wuihhh ... kalo di pesawat komersial biasa, lantai 2 biasanya buat kelas eksekutif tu ... tapi jangan nyengir dulu ... walaupun di lantai 2, interior kabin pesawat dan ukuran tempat duduk sudah disesuaikan sesuai kelas perjalanan haji regular ... he he he ... tapi tetep lantai 2 is the best seat in aircraft ... ;)

Sepanjang perjalanan diberikan 2 kali jatah makan, 1 kali minuman hangat/dingin dan 1 kali snack. Untuk menu makan diatas pesawat, jangan dibayangkan menu makan yang ada di rumah makan atau nasi box yang biasa ada di Indonesia. Menu makan yang diberikan merupakan menu standart dalam penerbangan komersial kelas ekonomi tentunya ... he he he ... *lha wong memang penerbangan haji reguler itu kelas penerbangannya penerbangan kelas ekonomi tapi apapun menunya, jika dinikmati dengan hati syukur maka nikmatnya sungguh tiada terkira.

Baru dapat setengah jam perjalanan, atau kira-kira di atas jawa barat, karena waktu itu masih pagi jemaah diberikan jus buah. Pilihannya waktu itu ada jeruk, nanas, sama mangga. Susu juga ada.

Tips
: bagi yang ada masalah dengan rasa masam, jangan pilih jus jeruk. Untuk yang aman, pilih susu, kalo susu udah abis dan yang ada tinggal jus jeruk, yha itu berarti rejeki anda
...

Dan tak lama berselang, belum terlalu lelap tertidur terbangun oleh aba-aba pramugari yang menawarkan makan pagi. Menunya bisa milih ayam, daging, atau ikan. Dan seperti biasa, menu ala pesawat selalu berbeda dengan ala kereta dan berbeda pula dengan ala warteg ... he he he ... Dan karena bukan orang Indonesia dan tidak dapat berbahasa Indonesia, jadi si pramugari perlu belajar dengan penumpang bagaimana menyebut chicken dengan ayam, beef dengan daging, dan fish dengan ikan karena jika dipaksakan tetap menawarkan dengan bahasa Inggris yang ada jemaah pada geleng-geleng semua ... he he he ...

Di menu makan sudah komplit terdiri dari makanan pembuka, inti, dan penutup. Untuk minuman, disediakan pilihan teh atau kopi. Tergantung selera jemaah. Pramugara/ri dengan sabar keliling menawarkan teh kan kopi dengan bahasa Indonesia tentunya.

Setelah makan, jemaah diminta untuk istirahat. "biar lekas nyampe ya Pak ... " begitu ujar pramugari yang berasal dari Indonesia dan masih fasih berbahasa Indonesia. Cahaya di kabin juga di kurangi dan jendela diminta untuk ditutup supaya tidak terlalu silau. *ingat, ini penerbangan pagi ...

Sepanjang perjalanan disuguhi 'film' yang menginformasikan jarak penerbangan, ketinggian, kecepatan angin, kecepatan pesawat, kelembaban, dan segala hal menyangkut penerbangan. Bosan memang, tapi aman dari larangan ihrom jika dibandingkan dengan video yang memutar film atau tontonan lainnya.

Oia, jangan kaget dengan kondisi toilet yang ada di pesawat. Pramugari juga nanti nggak akan bosen mengingatkan lewat pengeras suara untuk tidak membasahi lantai toilet. Harus dimaklumi, selama bimbingan manasik tidak diberikan materi bagaimana menggunakan toilet di pesawat, jadi yha harap sabar kalo melihat toilet pesawat mirip toilet di terminal dengan tissue berserakan dan basah dimana-mana. Dan lagi-lagi hal tersebut ladang amal bagi kita yang paham bagaimana menggunakan toilet di pesawat, tapi harus waspada, jangan sampai ihrom yang kita kenakan terkena najis.

Tips : Biasanya yang paling parah adalah banyaknya tissue yang berserakan. Maklum, tulisan "tempat sampah" tidak terlihat begitu jelas di dalam toilet. Jadi jika ingin membantu membersihkan toilet, coba dengan memungut tissue-tissue yang berserakan tadi. Tapi ingat, jangan di pegang langsung, gunakan tissue bersih untuk memungut dan waspada dengan bawahan ihrom anda. Jika lantai toilet basah hingga menggenang, coba minta bantuan kepada kru pesawat untuk mengeringkannya karena air tersebut sangat mungkin najis dan rawan terciprat ke kain ihrom.

Selama perjalanan memang sangat membosankan, apalagi jalur yang dilalui adalah diatas laut, nggak ada pemandangan apa-apa selain laut dan awan. Dan juga demi menjaga agar cahaya di kabin tetap redup, kita juga tidak diperkenankan membuka penutup jendela lama-lama. Jadi, yha sebaiknya tidur saja ... ZzzZZzzzZZZzzzzZZZzzzzzzZ ....

Kira-kira setelah jam makan siang waktu Surabaya, mulailah pramugari kembali menunaikan tugas membagikan makan siang. Menunya sudah lebih sedikit pilihannya jadi harus terima apa adanya.

Menjelang masuk jazirah arab, petugas kloter melalui pengeras suara mengingatkan kepada jemaah yang akan mengambil miqot diatas pesawat untuk bersiap-siap karena beberapa saat lagi pesawat akan melintas tepat diatas miqot Yalamlam, miqot makani jemaah haji dari Indonesia dan yang searah dengan Indonesia.

Beberapa menit sebelum benar-benar melintas diatas miqot, jemaah kembali diingatkan sambil dipandu untuk melafaldzkan niat umrah "Labaik Allahumma Umratan" -- Kupenuhi Panggilanmu Ya Allah untuk berumrah. Dan mengapa hanya umrah ? karena jemaah haji Indonesia adalah haji tamattuk yaitu mendahulukan umrah sebelum haji, jadi niat yang dilafaldzkan adalah niat umrah.

Tips : perbanyak talbiah setelah masuk miqat hingga tiba di KAA Airport, dan ingat benar-benar larangan ihrom, jangan sampai melanggarnya ...

Embarkasi Juanda Surabaya

melanjutkan perjalanan ....Justify FullMasjid Agung Surabaya

17 November 2009
Pukul 05.00 WIB Tiba di Masjid Agung Surabaya untuk melaksanakan sholat shubuh. Jadwal yang ditentukan oleh Embarkasi untuk masuk asrama haji adalah jam 07.30 WIB. Jadi masih ada waktu untuk istirahat setelah menempuh perjalanan hampir 5 jam dari Bondowoso ke Surabaya. Di tempat inilah saya untuk pertama kalinya bertemu dengan semua anggota regu dan rombongan. Mengenal lebih dekat ketua regu dan ketua rombongan. Ternyata meski kloter campuran, Depag Kabupaten memberangkatkan satu pembimbing haji untuk membimbing jemaah melaksanakan haji. Jadi nanti selain ada pembimbing haji dari kloter, juga ada pembimbing dari kabupaten.

Ada acara ngaji sebagai bahan pembekalan sebelum pemberangkatan dan kegiatan secara global selama di embarkasi Surabaya.

Pukul 07.30 WIB
Masuk Embarkasi Surabaya. Ada sedikit seremonial penyambutan, namun tidak terlalu lama. Selebihnya adalah acara pemeriksaan kopor (random), pemeriksaan kesehatan (random), pembagian buku kesehatan, obat-obatan dasar dan gelang identitas. Dibagikan juga kartu makan dan nomor kamar di asrama. Setelah acara pembagian gelang identitas tadi, setelah itu adalah acara bebas. Jemaah diminta untuk istirahat mempersiapkan diri untuk penerbangan 10 jam keesokan harinya.

Tips : Letakkan kunci koper di tas gantung, dan tempatkan di tempat yang mudah diambil supaya jika 'beruntung' dipanggil untuk bongkar koper tidak mengalami kesulitan.

Suasana Penerimaan Jemaah oleh Petugas Embarkasi
Pemeriksaan Kesehatan khusus Jemaah Wanita

Pada saat masuk, semua jemaah diperlakukan seperti selebritis, banyak kamera yang jeprat-jepret. Tentunya bukan dilakukan oleh wartawan, tapi oleh juru foto yang nantinya foto-foto tadi dicetak dan dijual kepada jemaah. Persis kejadiaanya di arena wisuda atau lomba-lomba.

Tips :
jika berminat dengan foto-foto tadi, sebaiknya jangan langsung beli, tapi menunggu beberapa saat sampai kita akan meninggalkan embarkasi (asrama haji) biasanya harganya diobral.


Selama di asrama haji hampir dikatakan tidak ada kegiatan selain istirahat. Fasilitas makan minum diberikan sebanyak 3 kali plus 2 kali makanan ringan (kue). Makanan yang disajikan cukup variatif dan sangat memuaskan. Dan di ruang makan saya bertemu dengan jemaah haji bernasib sama dengan saya yaitu : tinggal di jakarta tapi berangkat dari bondowoso, tanpa bimbingan manasik ...

Oia, selama di asrama jemaah tidak diperkenankan kontak dengan pihak luar misalnya menerima tamu. Jika akan menerima tamu, jemaah dapat melakukannya di luar areal asrama haji atau di kantin asrama haji. Untuk di kantin pun tamu dan jemaah dipisah, mirip dengan suasana sel jenguk penjara yang ada di film-film. Ironis, tapi demi kenyamanan dan ketertiban jemaah, langkah tersebut sangat direkomendasikan.

18 November 2009
Pukul 00.00 WIB
Jemaah sudah dibangunkan dan mempersiapkan diri untuk proses pemberangkatan. Semua jemaah dari kabupaten Bondowoso sudah sepakat untuk mengambil miqot di atas pesawat. Sebelumnya, masalah pengambilan miqot ini sebelumnya diperdebatkan apakah mengambil di Jeddah atau diatas pesawat. Alhamdulillah Allah mengkaruniakan pemahaman dan kemantapan hati kepada semua jemaah calon haji untuk mengambil miqot di atas pesawat. (khusus jemaah Bondowoso). Jadi saat jemaah dibangunkan untuk mempersiapkan diri juga diingatkan untuk melepas semua pakaian berjahit (untuk jemaah pria).

Kemudian semua jemaah berkumpul di aula besar (Aula Bir Ali) untuk menerima living cost dan paspor serta dokumen haji. Disini hebatnya jemaah calon haji, hanya dengan satu kali instruksi, pembagian paspor dan living cost ini berjalan dengan tertib.

Aula Bir Ali Embarkasi Surabaya

Tips :
  • Jangan terlalu banyak membawa barang bawaan di tas dokumen (dikenal dengan tas paspor) nantinya paspor dan living cost akan dimasukkan oleh petugas dalam tas tersebut. Kalau tas kita terlalu penuh, maka akan menyulitkan petugas saat memasukkan paspor dan living cost, serta menyulitkan kita juga saat mengambilnya.
  • Berikut barang bawaan yang lazim ada di tas paspor : buku doa, kunci tas dan koper, buku kesehatan, obat-obatan dasar (bawa kira-kita untuk 2-3 kali minum saja supaya tidak terlalu penuh).
  • Sebaiknya tidak membawa quran di tas paspor karena cukup memakan tempat. Untuk mengisi waktu perbanyak talbiyah saja, sebab ini yang dicontohkan oleh Rasul.
  • Kosmetik dan segala sesuatu yang mengandung parfum (termasuk minyak angin, balsem, minyak kayu putih dan semacamnya) sebaiknya dimasukkan di tas tenteng. Selain menghemat tempat, hal ini juga efektif menghindarkan kita melanggar larangan ihram karena memakai wewangian.
  • Melihat kegiatan selama di asrama haji yang hanya kurang dari 24 jam, jadi nantinya dapat dikira-kira barang-barang apa saja yang perlu dibawa, dan barang apa saja yang perlu dihindari supaya tidak merepotkan nantinya, tips selengkapnya silakan baca di sini

Wednesday 3 February 2010

Pemberangkatan

16 November 2009

Pukul 20.00 WIB
Berkumpul di Alun-alun Kabupaten untuk dilakukan upacara pelepasan Haji oleh Bupati. Inilah seni-nya haji dari daerah, biasanya ada upacara pelepasan dari pemerintah daerah. Di Alun-alun pun sudah penuh sesak dengan para pengantar. Seperti sudah menjadi tradisi setiap kali pemberangkatan haji, satu jemaah akan diiringi oleh minimal 1 mobil penuh atau yang ekstrim biasanya yang berangkat 1 orang, tapi yang mengantar bisa 1 truk penuh. Itulah masyarakat Indonesia, semangat beragama-nya begitu tinggi.

Sebelumnya juga diadakan doa bersama di rumah dengan maksud untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan dan saling mendoakan supaya rangkaian ibadah haji dapat tertunaikan dengan baik. Pergi haji ibarat akan pergi mati, jadi harus meminta maaf kepada sanak saudara dan kerabat serta tetangga. Walaupun tidak harus mengadakan acara khusus, namun esensi dari 'pamitan' ini menurut saya merupakan hal yang baik.

Kembali ke alun-alun kabupaten. Tahun ini titik pemberangkatan bis pengangkut jemaah dari Bondowoso ke Asrama Haji Surabaya tidak dipusatkan di alun-alun, namun sesuai dengan lokasi kelompok bimbingan haji di tiap-tiap kecamatan (kelompok bimbingan haji biasanya ada di setiap kecamatan). Walaupun nantinya semua bus-bus tadi akan berkumpul terlebih dahulu di alun-alun untuk kemudian dilepas oleh bupati dan bertolak ke Surabaya. Dengan sistem seperti ini lumayan untuk mengurangi kepadatan di alun-alun karena konsentrasi pengantar jemaah terpecah tidak berpusat di satu titik. Bayangkan jika jemaah berjumlah 600 orang dengan masing-masing jemaah diantar oleh minimal 10 orang, maka akan ada 6000 orang di satu titik, di lapangan yang hanya selebar 2 kali lapangan sepakbola.

Koper sudah diserahkan untuk diberangkatkan tersendiri beberapa hari sebelumnya. Jemaah calon haji hanya membawa tas tenteng dan tas dokumen (tas paspor).

Tips :
  • Tas tenteng sebaiknya diisi oleh barang yang akan digunakan selama di asrama dan pakaian cadangan. Jangan terlalu banyak membawa barang bawaan, supaya tidak terlalu merepotkan.
  • Yang musti dibawa antara lain baju ihrom (untuk pria 3 lembar saja).
  • Gunakan pakaian (atasan dan bawahan) yang casual yang nyaman yang memungkinkan digunakan selama perjalanan ke Embarkasi dan selama di Embarkasi (untuk sholat).
  • Bawa 1 kaos plus celana katun yang digunakan selama berada di kamar untuk istirahat. Tidak perlu membawa celana lagi, untuk sholat jika celana najis bisa mengenakan ihrom yang dibawa.
  • Obat-obatan dasar (jika perlu) bawa untuk pemakaian 1-2 hari saja supaya barang bawaan kita tidak terlalu banyak.
  • Bekal selama perjalanan siapkan dengan tas yang berbeda dan pastikan habis selama di perjalanan.
  • Alat mandi siapkan secukupnya, handuk pakai yang kecil saja. Karena paling banyak di asrama haji hanya akan mandi sebanyak 2 kali.

Note : yang bergaris bawah adalah barang bawaan yang ada di tas tenteng. Untuk jemaah pria, saya rasa tidak perlu membawa pakaian dalam lagi karena di asrama haji hanya 1 hari satu malam dan keesokan harinya langsung mengenakan ihrom.

Pukul 21.30 WIB
Rangkaian acara pelepasan jemaah dimulai. Semua bus-bus jemaah dari semua titik berkumpulnya jemaah sudah berkumpul. Total ada 15 bus dengan masing-masing bus terisi oleh 45-50 jemaah calon haji. Tahun ini Kab. Bondowoso melepas 650an jemaah haji dalam 1 kloter penuh (Kloter 81) dan 1 kloter campuran (Kloter 80).

Semua jemaah calon haji tidak diperkenankan untuk turun dari Bis, semua pengantar juga dilarang masuk ke areal bis jemaah. Samar-samar terdengar nasehat dari salah satu ulama terkemuka dan nasehat dari bupati. Namun sayang, nasehat dan amanah tersebut tidak dapat didengar oleh jemaah calon haji karena jemaah berada dalam bus ber-AC yang kedap suara. Sayang sekali, nasehat dan amanah yang ditujukan kepada jemaah calon haji justru tidak dapat didengar dengan baik oleh jemaah.

Pukul 23.30 WIB
Jemaah diberangkatkan diiringi dengan sholawat haji dan adzan. Hingga saat ini saya masih bertanya-tanya mengapa harus ada adzan jika melepas jemaah haji. Di rumah pun waktu berangkat juga ada adzan. Semoga Allah menghindarkan kita dari melakukan suatu hal yang berlebih-lebihan.

Sepanjang jalan dipenuhi oleh pengantar yang melambai-lambaikan tangan sebagai tanda ucapan selamat jalan. Tak terasa air mata ini menetes ketika memandang wajah ibu dan bapak ketika beliau melambaikan kedua tangannya melepas kepergian kami berdua. Ada sesuatu yang berbisik di telinga saya "Doa kami bersamamu, Nak ... ati-ati, nikmati jamuan Allah dengan sebaik-baiknya" ...

Monday 1 February 2010

Semoga Bermanfaat

Tulisan saya setelah postingan ini merupakan catatan perjalanan dan pengalaman saya selama perjalanan haji 1430 H sejak dari proses pemberangkatan hingga pemulangan ke tanah air.

Semoga Allah melindungi saya dari ujub, riya', dan takabbur. Tulisan dalam blog ini saya tujukan semata-mata untuk berbagi bagi siapa saja yang berkenan mengambil manfaat.

-- Semoga bermanfaat --