Pukul 20.00 WIB
Berkumpul di Alun-alun Kabupaten untuk dilakukan upacara pelepasan Haji oleh Bupati. Inilah seni-nya haji dari daerah, biasanya ada upacara pelepasan dari pemerintah daerah. Di Alun-alun pun sudah penuh sesak dengan para pengantar. Seperti sudah menjadi tradisi setiap kali pemberangkatan haji, satu jemaah akan diiringi oleh minimal 1 mobil penuh atau yang ekstrim biasanya yang berangkat 1 orang, tapi yang mengantar bisa 1 truk penuh. Itulah masyarakat Indonesia, semangat beragama-nya begitu tinggi.
Sebelumnya juga diadakan doa bersama di rumah dengan maksud untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan dan saling mendoakan supaya rangkaian ibadah haji dapat tertunaikan dengan baik. Pergi haji ibarat akan pergi mati, jadi harus meminta maaf kepada sanak saudara dan kerabat serta tetangga. Walaupun tidak harus mengadakan acara khusus, namun esensi dari 'pamitan' ini menurut saya merupakan hal yang baik.
Kembali ke alun-alun kabupaten. Tahun ini titik pemberangkatan bis pengangkut jemaah dari Bondowoso ke Asrama Haji Surabaya tidak dipusatkan di alun-alun, namun sesuai dengan lokasi kelompok bimbingan haji di tiap-tiap kecamatan (kelompok bimbingan haji biasanya ada di setiap kecamatan). Walaupun nantinya semua bus-bus tadi akan berkumpul terlebih dahulu di alun-alun untuk kemudian dilepas oleh bupati dan bertolak ke Surabaya. Dengan sistem seperti ini lumayan untuk mengurangi kepadatan di alun-alun karena konsentrasi pengantar jemaah terpecah tidak berpusat di satu titik. Bayangkan jika jemaah berjumlah 600 orang dengan masing-masing jemaah diantar oleh minimal 10 orang, maka akan ada 6000 orang di satu titik, di lapangan yang hanya selebar 2 kali lapangan sepakbola.
Koper sudah diserahkan untuk diberangkatkan tersendiri beberapa hari sebelumnya. Jemaah calon haji hanya membawa tas tenteng dan tas dokumen (tas paspor).
Tips :
- Tas tenteng sebaiknya diisi oleh barang yang akan digunakan selama di asrama dan pakaian cadangan. Jangan terlalu banyak membawa barang bawaan, supaya tidak terlalu merepotkan.
- Yang musti dibawa antara lain baju ihrom (untuk pria 3 lembar saja).
- Gunakan pakaian (atasan dan bawahan) yang casual yang nyaman yang memungkinkan digunakan selama perjalanan ke Embarkasi dan selama di Embarkasi (untuk sholat).
- Bawa 1 kaos plus celana katun yang digunakan selama berada di kamar untuk istirahat. Tidak perlu membawa celana lagi, untuk sholat jika celana najis bisa mengenakan ihrom yang dibawa.
- Obat-obatan dasar (jika perlu) bawa untuk pemakaian 1-2 hari saja supaya barang bawaan kita tidak terlalu banyak.
- Bekal selama perjalanan siapkan dengan tas yang berbeda dan pastikan habis selama di perjalanan.
- Alat mandi siapkan secukupnya, handuk pakai yang kecil saja. Karena paling banyak di asrama haji hanya akan mandi sebanyak 2 kali.
Note : yang bergaris bawah adalah barang bawaan yang ada di tas tenteng. Untuk jemaah pria, saya rasa tidak perlu membawa pakaian dalam lagi karena di asrama haji hanya 1 hari satu malam dan keesokan harinya langsung mengenakan ihrom.
Pukul 21.30 WIB
Rangkaian acara pelepasan jemaah dimulai. Semua bus-bus jemaah dari semua titik berkumpulnya jemaah sudah berkumpul. Total ada 15 bus dengan masing-masing bus terisi oleh 45-50 jemaah calon haji. Tahun ini Kab. Bondowoso melepas 650an jemaah haji dalam 1 kloter penuh (Kloter 81) dan 1 kloter campuran (Kloter 80).
Semua jemaah calon haji tidak diperkenankan untuk turun dari Bis, semua pengantar juga dilarang masuk ke areal bis jemaah. Samar-samar terdengar nasehat dari salah satu ulama terkemuka dan nasehat dari bupati. Namun sayang, nasehat dan amanah tersebut tidak dapat didengar oleh jemaah calon haji karena jemaah berada dalam bus ber-AC yang kedap suara. Sayang sekali, nasehat dan amanah yang ditujukan kepada jemaah calon haji justru tidak dapat didengar dengan baik oleh jemaah.
Pukul 23.30 WIB
Jemaah diberangkatkan diiringi dengan sholawat haji dan adzan. Hingga saat ini saya masih bertanya-tanya mengapa harus ada adzan jika melepas jemaah haji. Di rumah pun waktu berangkat juga ada adzan. Semoga Allah menghindarkan kita dari melakukan suatu hal yang berlebih-lebihan.
Sepanjang jalan dipenuhi oleh pengantar yang melambai-lambaikan tangan sebagai tanda ucapan selamat jalan. Tak terasa air mata ini menetes ketika memandang wajah ibu dan bapak ketika beliau melambaikan kedua tangannya melepas kepergian kami berdua. Ada sesuatu yang berbisik di telinga saya "Doa kami bersamamu, Nak ... ati-ati, nikmati jamuan Allah dengan sebaik-baiknya" ...
No comments:
Post a Comment