Wednesday, 10 February 2010

Penerbangan Pemberangkatan

Mari bersiap untuk terbang ...

Setelah semua jemaah mendapatkan living cost dan sedikit pengarahan keselamatan penerbangan, jemaah turun ke lantai dasar (pembagian living cost dilakukan di hall besar di lantai 2). Di lantai dasar dilakukan pemeriksaan barang bawaan. Semua barang bawaan yang dilarang selama penerbangan dilarang untuk dibawa. Seperti biasa, tanpa bermaksud merendahkan orang lain, hal ini terjadi memang murni karena ketidaktahuan dan kurangnya penyuluhan masalah penerbangan, jadi banyak jemaah yang membawa barang bawaan terlarang. Misalnya, cairan dalam botol (madu, kecap, saus, bahkan sambal) atau juga ada yang membawa cobek, pisau, dan peralatan dapur yang memang seharusnya tidak boleh dibawa dalam tas tenteng.

Tips :
  • Jika dirasa perlu membawa bahan makanan dalam bentuk cair (misal kecap, saus, sambal), maupun madu sebaiknya beli ukuran botol kecil (biasanya botol plastik) atau ukuran shachet. Dan tempatkan di koper. Lebih disarankan menggunakan ukuran shachet karena selain hemat tempat juga bisa diselip-selipkan diantara barang bawaan yang lain.
  • Tidak perlu membawa minyak goreng apalagi minyak bakar ataupun kompor. Jika ingin masak sendiri sebaiknya bawa kompor listrik yang dikemas dalam lipatan baju secara rapi dan tempatkan di kopor.
  • Lebih baik banyak membawa makanan kering siap makan daripada membawa banyak bahan makanan yang masih perlu masak untuk menikmatinya.
Pukul 04.00 WIB
Setelah pemeriksaan barang bawaan, maka jemaah langsung dibawa ke bandara juanda untuk penerbangan. Di bandara langsung dibawa di bawah pesawat dan tidak ada acara apa-apa lagi selain antree masuk pesawat.

Masuk pesawat dan cari tempat duduk. Ada pramugari/ra tapi tidak banyak membantu karena kendala bahasa. Karena kami terbang menggunakan Saudia Airlines, maka kru pesawat sebagian besar tidak berkewarganegaraan Indonesia. Namun, ada personil yang fasih berbahasa Indonesia, biasanya team leader pramugari/ra-nya. Jemaah yang lebih 'paham' tentang prosedur penerbangan mulai cari tempat duduk, menaruh barang bawaan, hingga memasang sabuk pengaman sebaiknya saling membantu. Ingat, ini ladang amal yang baik ...

Pukul 05.10 WIB
Pesawat take off meninggalkan bumi Indonesia, menuju tanah arab, Jeddah. Jam-nya sesuai dengan jadwal, dan diperkirakan perjalanan akan ditempuh dalam waktu 9 jam dan 45 menit. Dan tak lupa kapten pilot saat pesawat mulai meninggalkan appron menuju landasan juga memimpin doa perjalanan sesuai tuntunan Rasulullah. Konon setiap pilot saudia yang akan membawa jemaah haji harus hafal Qur'an 30 Juz.

Kebetulan jatah tempat duduk dapat di lantai 2, wuihhh ... kalo di pesawat komersial biasa, lantai 2 biasanya buat kelas eksekutif tu ... tapi jangan nyengir dulu ... walaupun di lantai 2, interior kabin pesawat dan ukuran tempat duduk sudah disesuaikan sesuai kelas perjalanan haji regular ... he he he ... tapi tetep lantai 2 is the best seat in aircraft ... ;)

Sepanjang perjalanan diberikan 2 kali jatah makan, 1 kali minuman hangat/dingin dan 1 kali snack. Untuk menu makan diatas pesawat, jangan dibayangkan menu makan yang ada di rumah makan atau nasi box yang biasa ada di Indonesia. Menu makan yang diberikan merupakan menu standart dalam penerbangan komersial kelas ekonomi tentunya ... he he he ... *lha wong memang penerbangan haji reguler itu kelas penerbangannya penerbangan kelas ekonomi tapi apapun menunya, jika dinikmati dengan hati syukur maka nikmatnya sungguh tiada terkira.

Baru dapat setengah jam perjalanan, atau kira-kira di atas jawa barat, karena waktu itu masih pagi jemaah diberikan jus buah. Pilihannya waktu itu ada jeruk, nanas, sama mangga. Susu juga ada.

Tips
: bagi yang ada masalah dengan rasa masam, jangan pilih jus jeruk. Untuk yang aman, pilih susu, kalo susu udah abis dan yang ada tinggal jus jeruk, yha itu berarti rejeki anda
...

Dan tak lama berselang, belum terlalu lelap tertidur terbangun oleh aba-aba pramugari yang menawarkan makan pagi. Menunya bisa milih ayam, daging, atau ikan. Dan seperti biasa, menu ala pesawat selalu berbeda dengan ala kereta dan berbeda pula dengan ala warteg ... he he he ... Dan karena bukan orang Indonesia dan tidak dapat berbahasa Indonesia, jadi si pramugari perlu belajar dengan penumpang bagaimana menyebut chicken dengan ayam, beef dengan daging, dan fish dengan ikan karena jika dipaksakan tetap menawarkan dengan bahasa Inggris yang ada jemaah pada geleng-geleng semua ... he he he ...

Di menu makan sudah komplit terdiri dari makanan pembuka, inti, dan penutup. Untuk minuman, disediakan pilihan teh atau kopi. Tergantung selera jemaah. Pramugara/ri dengan sabar keliling menawarkan teh kan kopi dengan bahasa Indonesia tentunya.

Setelah makan, jemaah diminta untuk istirahat. "biar lekas nyampe ya Pak ... " begitu ujar pramugari yang berasal dari Indonesia dan masih fasih berbahasa Indonesia. Cahaya di kabin juga di kurangi dan jendela diminta untuk ditutup supaya tidak terlalu silau. *ingat, ini penerbangan pagi ...

Sepanjang perjalanan disuguhi 'film' yang menginformasikan jarak penerbangan, ketinggian, kecepatan angin, kecepatan pesawat, kelembaban, dan segala hal menyangkut penerbangan. Bosan memang, tapi aman dari larangan ihrom jika dibandingkan dengan video yang memutar film atau tontonan lainnya.

Oia, jangan kaget dengan kondisi toilet yang ada di pesawat. Pramugari juga nanti nggak akan bosen mengingatkan lewat pengeras suara untuk tidak membasahi lantai toilet. Harus dimaklumi, selama bimbingan manasik tidak diberikan materi bagaimana menggunakan toilet di pesawat, jadi yha harap sabar kalo melihat toilet pesawat mirip toilet di terminal dengan tissue berserakan dan basah dimana-mana. Dan lagi-lagi hal tersebut ladang amal bagi kita yang paham bagaimana menggunakan toilet di pesawat, tapi harus waspada, jangan sampai ihrom yang kita kenakan terkena najis.

Tips : Biasanya yang paling parah adalah banyaknya tissue yang berserakan. Maklum, tulisan "tempat sampah" tidak terlihat begitu jelas di dalam toilet. Jadi jika ingin membantu membersihkan toilet, coba dengan memungut tissue-tissue yang berserakan tadi. Tapi ingat, jangan di pegang langsung, gunakan tissue bersih untuk memungut dan waspada dengan bawahan ihrom anda. Jika lantai toilet basah hingga menggenang, coba minta bantuan kepada kru pesawat untuk mengeringkannya karena air tersebut sangat mungkin najis dan rawan terciprat ke kain ihrom.

Selama perjalanan memang sangat membosankan, apalagi jalur yang dilalui adalah diatas laut, nggak ada pemandangan apa-apa selain laut dan awan. Dan juga demi menjaga agar cahaya di kabin tetap redup, kita juga tidak diperkenankan membuka penutup jendela lama-lama. Jadi, yha sebaiknya tidur saja ... ZzzZZzzzZZZzzzzZZZzzzzzzZ ....

Kira-kira setelah jam makan siang waktu Surabaya, mulailah pramugari kembali menunaikan tugas membagikan makan siang. Menunya sudah lebih sedikit pilihannya jadi harus terima apa adanya.

Menjelang masuk jazirah arab, petugas kloter melalui pengeras suara mengingatkan kepada jemaah yang akan mengambil miqot diatas pesawat untuk bersiap-siap karena beberapa saat lagi pesawat akan melintas tepat diatas miqot Yalamlam, miqot makani jemaah haji dari Indonesia dan yang searah dengan Indonesia.

Beberapa menit sebelum benar-benar melintas diatas miqot, jemaah kembali diingatkan sambil dipandu untuk melafaldzkan niat umrah "Labaik Allahumma Umratan" -- Kupenuhi Panggilanmu Ya Allah untuk berumrah. Dan mengapa hanya umrah ? karena jemaah haji Indonesia adalah haji tamattuk yaitu mendahulukan umrah sebelum haji, jadi niat yang dilafaldzkan adalah niat umrah.

Tips : perbanyak talbiah setelah masuk miqat hingga tiba di KAA Airport, dan ingat benar-benar larangan ihrom, jangan sampai melanggarnya ...

No comments:

Post a Comment