Tiba di Bandara KAA Jeddah sekitar jam 11an. Lama perjalanan secara real 9 jam 45 menit tapi secara waktu cuma 5 jam 45 menit. Begitu pesawat landing, ada masalah dengan telinga saya, padahal beberapa kali penerbangan Jakarta-Surabaya tidak pernah mengalami dengung di telinga karena perbedaan tekanan udara. Beberapa cara untuk menghilangkan dengung tadi dicoba tapi nggak berhasil, mulai dari menelan ludah, menguap, berusaha sendawa, sampai merilekskan otot leher. Alhasil telinga saya masih terasa aneh mulai dari turun dari pesawat, pemeriksaan imigrasi, sampai di Bis menuju Mekkah-pun telinga masih berasa nggak bener.
Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, belalai gajah di apron juga udah nempel di pintu pesawat tapi lha kok yang di lantai 2 belom disuru turun. Pramugari bilang gatenya masih penuh, jadi belum boleh turun. Jemaah sudah pada posisi berdiri bersiap keluar pesawat harus kembali duduk. Cuma pilot yang waktu itu memaksa turun karena ada jadwal penerbangan selanjutnya. Mesin pesawat dimatikan, AC kabin juga nggak berhembus. Jadi bisa dibayangkan udara kabin yang sedikit hangat. Untungnya cuma berbalut dua lembar kain tak berjahit, jadi buat jemaah laki-laki nggak ada masalah .... he he he ....
Akhirnya setelah beberapa saat menunggu keluar juga dari pesawat. Masuk ruang tunggu untuk pemeriksaan imigrasi. Jemaah ditempatkan di ruang tunggu yang cukup nyaman. Beruntung cuaca Jeddah waktu itu sangat bersahabat, tidak berbeda dengan cuaca di Indonesia. Jadi tidak ada gejolak dari tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perbedaan iklim. Disaat inilah beberapa jemaah yang belakangan saya ketahui berasal dari Bali mengambil Miqot. Mandi ihrom di toilet bandara dan berniat umroh.
Tips : Mengambil Miqot dibandara KAA Jeddah adalah hal yang sangat tidak direkomendasikan. Pertama, pengambilan miqot di Jeddah merupakan hal yang masih diperdebatkan sedangkan mengambil miqot di atas pesawat semua ulama sepakat bahwa pelaksanaannya sah. Sebaiknya kita meninggalkan hal yang meragukan dan mengambil yang telah disepakati. Kedua, alasan repot untuk mengambil miqot di atas pesawat saya rasa bukan alasan syar'i yang meringankan pelaksanaan suatu ibadah. Karena pada dasarnya hal tersebut masih sangat mungkin untuk dilaksanakan, terbukti banyak jemaah dapat melakukannya tanpa bersusah payah. Ketiga, karena mandi ihrom dan mengambil miqot di bandara KAA Jeddah juga merupakan hal yang merepotkan mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan toilet yang ada di bandara.
Setelah menunggu beberapa waktu, jemaah menuju gate pemeriksaan imigrasi. Jemaah diminta untuk mempersiapkan paspor dan dokumen haji yang diperlukan.
Tips : letakkan dokumen haji di tas gantung dan tempatkan di bagian yang mudah diambil dan dimasukkan kembali.

Setelah pemeriksaan paspor, jemaah menuju tempat pengambilan bagasi. Prosedurnya sama seperti penerbangan komersial. Tas berderet di sabuk berjalan dan sudah ada papan petunjuk tas kita akan keluar di sabuk nomor berapa. Saat kedatangan kami di KAA, merupkan puncak arus kedatangan jemaah haji seluruh dunia. Jadi kami berbaur dengan jemaah haji dari berbagai negara, dan mereka semua nampaknya mengambil miqot di atas pesawat lho ...
Seperti juga di bandara-bandara lainnya pada musim padat penumpang, trolley untuk membawa koper-koper kita terkadang jumlahnya tidak memadai. Kita akan sering berebut dengan jemaah lain untuk dapat mendapatkan trolley. Ingat, kondisi ihrom harus dapat menjaga hati dan perilaku. Sabar dan tangkas itulah kuncinya ...
Tips :

Setelah mengambil koper, trus masuk ke gate pemeriksaan barang bawaan. Buat jemaah yang membawa barang bawaan mencurigakan akan diminta untuk membongkar koper. Biasanya jemaah yang membawa obat-obatan dalam jumlah besar pasti akan diminta untuk bongkar koper. Saya tidak menyarankan untuk membawa banyak obat-obatan kecuali direkomendasikan oleh dokter. Jika kondisi bada sehat, sebaiknya tidak perlu membawa banyak cadangan obat, bawa seperlunya saja. Toh ada tenaga medis yang siap dengan dukungan obat-obatan dan layanan medis.
Keluar dari gate pemeriksaan barang, ada pemeriksaan visa. Jemaah harus antree, tapi bisa diwakilkan. Bagi-bagi tugas saja, siapa yang musti antree pemeriksaan visa, dan siapa yang keluar cari tempat buat istirahat dan bawa barang (trolley) dan mencari info bis yang akan mengantar ke Makkah.
Setelah selesai pemeriksaan visa, jemaah diminta menuju ruang tunggu khusus jemaah haji. Untuk jemaah haji Indonesia ditempatkan di ruangan khusus jemaah Indonesia. Akan banyak petugas haji berbahasa Indonesia yang akan membantu jemaah. Waktu tersebut dapat digunakan untuk sholat dan beristirahat, makanan yang diberi oleh penerbangan dapat dinikmati disini.
Tips : Lagi-lagi saya ingatkan untuk menempatkan dokumen haji (paspor hijau dan coklat) di tempat yang mudah untuk mengambil dan menyimpannya kembali. Sepanjang perjalanan dari embarkasi hingga nanti menjelang penyerahan passpor ke muasasah kita akan banyak membutuhkan dokumen tadi. Banyak lembaran-lembaran paspor yang harus dirobek dan diserahkan kepada petugas.
Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, belalai gajah di apron juga udah nempel di pintu pesawat tapi lha kok yang di lantai 2 belom disuru turun. Pramugari bilang gatenya masih penuh, jadi belum boleh turun. Jemaah sudah pada posisi berdiri bersiap keluar pesawat harus kembali duduk. Cuma pilot yang waktu itu memaksa turun karena ada jadwal penerbangan selanjutnya. Mesin pesawat dimatikan, AC kabin juga nggak berhembus. Jadi bisa dibayangkan udara kabin yang sedikit hangat. Untungnya cuma berbalut dua lembar kain tak berjahit, jadi buat jemaah laki-laki nggak ada masalah .... he he he ....
Akhirnya setelah beberapa saat menunggu keluar juga dari pesawat. Masuk ruang tunggu untuk pemeriksaan imigrasi. Jemaah ditempatkan di ruang tunggu yang cukup nyaman. Beruntung cuaca Jeddah waktu itu sangat bersahabat, tidak berbeda dengan cuaca di Indonesia. Jadi tidak ada gejolak dari tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perbedaan iklim. Disaat inilah beberapa jemaah yang belakangan saya ketahui berasal dari Bali mengambil Miqot. Mandi ihrom di toilet bandara dan berniat umroh.
Tips : Mengambil Miqot dibandara KAA Jeddah adalah hal yang sangat tidak direkomendasikan. Pertama, pengambilan miqot di Jeddah merupakan hal yang masih diperdebatkan sedangkan mengambil miqot di atas pesawat semua ulama sepakat bahwa pelaksanaannya sah. Sebaiknya kita meninggalkan hal yang meragukan dan mengambil yang telah disepakati. Kedua, alasan repot untuk mengambil miqot di atas pesawat saya rasa bukan alasan syar'i yang meringankan pelaksanaan suatu ibadah. Karena pada dasarnya hal tersebut masih sangat mungkin untuk dilaksanakan, terbukti banyak jemaah dapat melakukannya tanpa bersusah payah. Ketiga, karena mandi ihrom dan mengambil miqot di bandara KAA Jeddah juga merupakan hal yang merepotkan mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan toilet yang ada di bandara.
Setelah menunggu beberapa waktu, jemaah menuju gate pemeriksaan imigrasi. Jemaah diminta untuk mempersiapkan paspor dan dokumen haji yang diperlukan.
Tips : letakkan dokumen haji di tas gantung dan tempatkan di bagian yang mudah diambil dan dimasukkan kembali.
Setelah pemeriksaan paspor, jemaah menuju tempat pengambilan bagasi. Prosedurnya sama seperti penerbangan komersial. Tas berderet di sabuk berjalan dan sudah ada papan petunjuk tas kita akan keluar di sabuk nomor berapa. Saat kedatangan kami di KAA, merupkan puncak arus kedatangan jemaah haji seluruh dunia. Jadi kami berbaur dengan jemaah haji dari berbagai negara, dan mereka semua nampaknya mengambil miqot di atas pesawat lho ...
Seperti juga di bandara-bandara lainnya pada musim padat penumpang, trolley untuk membawa koper-koper kita terkadang jumlahnya tidak memadai. Kita akan sering berebut dengan jemaah lain untuk dapat mendapatkan trolley. Ingat, kondisi ihrom harus dapat menjaga hati dan perilaku. Sabar dan tangkas itulah kuncinya ...
Tips :
- Begitu kita mendapatkan trolley, pastikan bahwa kita memang orang pertama yang memegang trolley tersebut. Jika memang kita yang pertama kali memegangnya berarti trolley tersebut hak kita. Bawa dan ucapkan "sorry, it's mine" kepada yang berminat dengan trolley kita.
- Untuk mempermudah pencarian koper, tandai koper dengan sesuatu yang sangat mencolok tapi berbeda dengan jemaah yang lain. Misalnya : dengan memberikan nomor di koper, memasang tanda di koper dan pastikan bahwa tidak akan ada jemaah lain yang menggunakan tanda serupa.
Setelah mengambil koper, trus masuk ke gate pemeriksaan barang bawaan. Buat jemaah yang membawa barang bawaan mencurigakan akan diminta untuk membongkar koper. Biasanya jemaah yang membawa obat-obatan dalam jumlah besar pasti akan diminta untuk bongkar koper. Saya tidak menyarankan untuk membawa banyak obat-obatan kecuali direkomendasikan oleh dokter. Jika kondisi bada sehat, sebaiknya tidak perlu membawa banyak cadangan obat, bawa seperlunya saja. Toh ada tenaga medis yang siap dengan dukungan obat-obatan dan layanan medis.
Keluar dari gate pemeriksaan barang, ada pemeriksaan visa. Jemaah harus antree, tapi bisa diwakilkan. Bagi-bagi tugas saja, siapa yang musti antree pemeriksaan visa, dan siapa yang keluar cari tempat buat istirahat dan bawa barang (trolley) dan mencari info bis yang akan mengantar ke Makkah.
Setelah selesai pemeriksaan visa, jemaah diminta menuju ruang tunggu khusus jemaah haji. Untuk jemaah haji Indonesia ditempatkan di ruangan khusus jemaah Indonesia. Akan banyak petugas haji berbahasa Indonesia yang akan membantu jemaah. Waktu tersebut dapat digunakan untuk sholat dan beristirahat, makanan yang diberi oleh penerbangan dapat dinikmati disini.
Tips : Lagi-lagi saya ingatkan untuk menempatkan dokumen haji (paspor hijau dan coklat) di tempat yang mudah untuk mengambil dan menyimpannya kembali. Sepanjang perjalanan dari embarkasi hingga nanti menjelang penyerahan passpor ke muasasah kita akan banyak membutuhkan dokumen tadi. Banyak lembaran-lembaran paspor yang harus dirobek dan diserahkan kepada petugas.
No comments:
Post a Comment