Saturday 1 October 2011

Rabu, 25 November 2009 -- 8 Dzuhijjah 1430 H

Menjelang Subuh, kami bersiap menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat shubuh. Bis khusus jemaah sudah ditiadakan. Semua telah dialokasikan untuk prosesi armina. Jemaah juga sudah dihimbau untuk tidak lagi ke Masjidil Haram mengingat harus bersiap-siap menuju Arafah.

Sebagian jemaah calon haji Indonesia mungkin tidak menjalankan sholat subuh di Masjidil Haram, tapi jemaah dari negara lain justru tumpah ruah di Masjidil Haram. Masjidil haram menjadi starting point bagi jemaah yang akan menjalankan tarwiyah di Mina. Biasanya Ba'da shubuh mereka akan berjalan kaki menuju Mina.

Dan benar, setelah susah mencari kendaraan, akhirnya kami tiba di Masjidil Haram. Kondisi sangat ramai. Kami sengaja mengambil tempat di pelataran luar supaya mudah ketika harus segera keluar areal masjid menuju Misfalah, tempat kami berkumpul untuk menuju Mina. Di Masjidil Haram juga kami lihat banyak jemaah sudah bersiap dengan segala perbekalannya untuk melaksanakan tarwiyah.

Ba'da subuh sekitar jam 5 pagi dengan langkah cepat segera menuju misfalah yang lokasinya kira-kira 2 km dari Masjidil Haram. Dikarenakan kami melawan arus jemaah yang lebih banyak menuju arah Mina, kami tidak terlalu terhambat.

Saya harus buru-baru karena saya belum mengenakan ihrom, saya masih harus mengganti pakaian saya dengan dua lembar kain tanpa jahitan sebelum tiba di Mina.

Sebelum kami memasuki bis yang telah disiapkan, kami harus mengganti gelang nomor maktab untuk memudahkan identifikasi karena kami benar-benar memisahkan diri dari rombongan resmi kami. Dan kami harus bertanggungjawab penuh atas diri kami sendiri.

Ternyata rombongan utama kami telah bergerak sebelum subuh, kami bergabung dengan rombongan lain.

Perjalanan ramai lancar. Jalan agak memutar karena jalur terpendek di sterilisasi dari kendaraan dan dikhususkan bagi pejalan kaki.

Sampai di Mina, kondisi Mina masih bersih dan sepi karena kami sebagian besar jemaah masih di Makkah dan langsung menuju Arafah. Jemaah Indonesia yang biasanya nampak mendominasi, tidak begitu terlihat di Mina pada saat itu. Kebanyakan jemaah calon haji saat itu bukan dari Indonesia. Tidak nampak antrean kamar mandi maupun antrean air minum. Mina sangat lengang.

Kami langsung sarapan dan istirahat. Diluar jam sholat kami memang direkomendasikan untuk beristirahat guna mempersiapkan puncak haji besok. Menjelang siang hari, turun hujan lebat. Belakangan kami ketahui ternyata hujan mengguyur sebagian besar Makkah termasuk Mina dan Arafah.

Tenda di Mina memang dirancang sebagai tenda permanen. Konstruksi tahan api dan kuat serta telah dilengkapi dengan penyejuk udara. Sistem drainase juga sudah sangat baik. Banjir memang, tapi tidak sampai masuk kedalam tenda jamaah. Tenda sudah ditinggikan 1 meteran lebih dari jalan.

hujan mengguyur mina

Namun tidak halnya dengan tenda di Arafah. Informasi yang kami dapatkan saat itu, tenda di Arafah banyak yang roboh. Maklum, hujan turun dengan sangat deras. Malah pemerintah KSA sempat menutup Arafah untuk proses pemasangan kembali tenda sebelum dihuni oleh jemaah haji Indonesia. Kondisi kurang layak sempat dialami jemaah Indonesia yang memang bermalam di Arafah sebab kondisi tenda belum kering benar dan karpet-pun masih basah oleh hujan.

Alhamdulillah kami yang berada di Mina dalam kondisi baik. Ibadah Dzuhur dan Ashar kami laksanakan didalam tenda ditengah guyuran hujan lebat. Alhamdulillah pula, segala akomodasi dan konsumsi kami tercukupi.

nyaman meski diluar hujan deras

Malam harinya kami diminta segera tidur selepas Isya', kami harus benar-benar fit ketika menjalankan puncak haji besok.

Saran saya, untuk persiapan yang dibawa selama tarwiyah dan armina adalah sbb :
- baju ihrom satu pasang kenakan ketika berangkat
- siapkan satu pasang baju ihrom cadangan. Ingat selama tarwiyah hingga wukuf sampai thawaf dan sa'i (8,9,10 dzulhijjah) tetap mengenakan ihrom. Jadi tetap harus siap ihrom cadangan
- pakaian ganti selama tasyrik gunakan baju sesuai dengan musimnya. siapkan baju multifungsi untuk lempar jamarat dan kegiatan outdoor lainnya. Kalau saya hanya bawa :
- kaos lengan panjang ala pramuka 1 buah untuk lempar jamarat plus baju pulang ke Makkah
- kaos doraemon lengan panjang 1 buah untuk tidur
- celana panjang 1 buah buat tidur
- training 1 buah buat kegiatan di luar tenda + jamarat
- pakaian khusus sholat
- pakaian dalam
- Khusus hari tarwiyah, karena kita tidak disupport makanan oleh pemerintah, siapkan makanan yang siap santap seperti buah, jus buah, roti, biskuit, dsb
- Siapkan juga makanan siap santap untuk menjaga kekhusyukan selama hari arafah.

1 comment:

  1. jazakallahu khoir atas catatannya sangat bermanfaat bagi kami yg insyaallah akan melakukan ibadah haji thn ini dan rencananya melakukan tanazul juga...doakan kami supaya lancar spt anda

    ReplyDelete